Ngeri! Jika Perang AS-Korut Pecah, 20 Ribu Orang di Korsel Terbunuh Setiap Harinya


Berita Dalam Berita - Seorang mantan jenderal Amerika Serikat (AS) mengatakan, jika perang pecah di Semenanjung Korea, sekitar 20.000 orang di Korea Selatan (Korsel) akan terbunuh setiap harinya. Menurutnya, angka perkiraan ini berasal dari Pentagon.

Rob Givens, pensiunan Brigadir Jenderal Angkatan Udara AS, mengatakan kepada Los Angeles Times pada hari Senin bahwa jika perang terjadi di Korea, maka situasinya tidak sama seperti invasi di Irak, Afghanistan dan Libya. 

Dia mencontohkan, invasi di Libya yang berhasil menyingkirkan Muammar Gaddafi, pasukan AS bisa “santai” karena yang bekerja keras adalah pasukan oposisi Libya.

”Ini tidak akan menyerupai konflik tersebut,” kata Givens. Menurut Givens, perkiraan internal Pentagon menyebutkan korban tewas sekitar 20.000 per hari di Korsel. Angka itu tidak termasuk korban yang ditimbulkan pada populasi Korea Utara (Korut) antara 27 sampai 28 juta orang.
Komentar mantan jenderal Pentagon ini munculnya hampir bersamaan dengan pernyataan Menteri Luar Negeri Korut Ri Yong-ho yang menuduh AS sebagai pihak pertama yang menyatakan perang terhadap Pyongyang.

Menurut Ri, konsekuensi dari deklarasi perang itu adalah hak Pyongyang untuk menembak jatuh pesawat pembom strategis Washington, bahkan jika tak berada di wilayah udara Korut.
Presiden AS Donald Trump, lanjut Ri, telah secara efektif mengumumkan perang terhadap Pyongyang, yang berarti bahwa semua opsi ada di meja untuk kepemimpinan negaranya.

”Seluruh dunia harus ingat dengan jelas bahwa AS yang pertama kali mengumumkan perang terhadap negara kami,” katanya seperti dikutip Reuters, Selasa (26/9/2017).

”Sejak AS mengumumkan perang terhadap negara kami, kami memiliki hak untuk melakukan penanggulangan, termasuk hak untuk menembak jatuh (pesawat) pembom strategis AS bahkan ketika mereka tidak berada di dalam wilayah udara negara kami,” papar Ri.
close
==[ Klik disini 1X ] [ Close ]==